Kamis, 08 Maret 2018

Strategi Pembelajaran yang Baik dan Menyenangkan | Kisah Inspiratif



Musnahnya Kata ‘Keluh’ dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Di Tangan Bu Kus

Menyandang status sebagai seorang siswa harusnya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi kita karena bagaimanapun bisa bersekolah adalah suatu kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan atas kemurahan hatinya kepada kita, hamba-Nya. Tidak semua anak berkesempatan untuk menikmati masa- masa sekolah. Untuk itu tidakkah semua itu cukup untuk menjadikan kita menyukuri segala nikmat yang telah Tuhan berikan.
Apabila orang pernah merasakan suasana bersekolah, dapat dipastikan suatu saat, ketika dia tidak lagi bersekolah maka kerinduan untuk kembali menikmati masa- masa bersekolah pun akan muncul. Kerinduan bermain dan berkumpul bersama teman-teman, belajar bersama, menggoda adik kelas, membicarakan guru, dan lainnya. Tentu hal-hal itu pernah Anda bahkan saya lakukan.
Berbicara tentang guru, ketika saya menduduki bangku SMA ada seorang guru yang sampai saat ini menjadi motivator bagi saya untuk terus belajar menjadi seorang guru favorit yang selalu dinantikan kehadirannya dalam kelas. Memang saat ini saya sedang menempuh pendidikan S-1 dalam bidang pendidikan. Terlebih lagi program studi  yang saya ambil adalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dimana pelajaran tersebut tidak banyak diminati oleh peserta didik. Banyak dari mereka yang menganggap remeh pelajaran Bahasa Indonesia ini. Karena itulah, saya perlu banyak belajar tentang bagaimana dan apa saja yang harus saya lakukan untuk mengubah pandangan tersebut agar peserta didik bersemangat dalam belajar Bahasa Indonesia.
Namun, di tangan seorang guru yang menjadi motivator saya ini, pelajaran bahasa Indonesia terasa menyenangkan, tidak membosankan, dan tidak membuat ‘ngantuk’. Namanya Ibu Sri Kusbiyanti, guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Lasem. Entah jurus jitu yang seperti apa yang beliau gunakan! Hingga tidak pernah kami mengeluh “halah. . . Bahasa Indonesia L
Dalam proses pembelajaran beliau selalu memberi ilustrasi yang sesuai dengan kehidupan kami, para siswa. Memahami bahwa masa-masa kami saat itu adalah masa transisi dari masa anak menuju masa remaja yang sedang mencari-cari jati dirinya, materi ajar yang disampaikannya pun tidak jauh dari lingkup kehidupan yang kita alami. Seperti, masalah percintaan yang selalu menjadi topik idola, masalah musik- musik kekinian, dan lainnya.
Selain itu, dalam menyampaikan materi beliau juga tidak selalu menggunakan metode ceramah, beliau selalu memancing siswa untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Nantinya dari hasil jawaban kami, siswa, itulah yang kemudian akan disampaikan kembai olehnya dengan bahasa yang lebih praktis dan bisa kami pahami.
  Bu Kus adalah guru yang sabar, meskipun telah berumur. Tetapi beliau mampu memahami dan menyesuaikan diri terhadap kami sehingga proses belajar mengajar itu tidak berjalan monoton dan membosankan. Dalam beberapa mata pelajaran beliau juga menggunakan alat peraga yang unik, dimana dengan alat tersebut kami semakin tertarik untuk memperhatikan. Tidak hanya itu, kami pun diminta untuk turut berpartisipasi dalam mempergunakan alat peraga tersebut. Hal itu membuat kami merasa senang. Kami seakan sekadar bermain dengan alat peraga tersebut, tetapi pada dasarnya dengan alat peraga itu kami belajar. Tentu saja hal itu membuat kami bisa memahami materi dengan baik.
Tak jarang dalam mengapresiasi karya kami, beliau meminta kami untuk membacakan hasil karya kami di depan teman-teman. Memberi masukan dengan santun dan bijak. Tak jarang beliau pun turut membacakan sebuah karya dimana amanat dari karya tersebut dapat memberi motivasi untuk kami. Berbeda dengan guru lain yang mungkin hanya sekadar menjelaskan tanpa melibatkan siswa dalam proses belajar, Ibu Kus ini sangat interaktif. Itulah yang memberikan nilai lebih dari beliau. Metode yang digunakan pun menyesuaikan materi yang akan disampaikan, menyesuaikan tujuan yang akan dicapai. Sehingga dalam beberapa materi/ pokok bahasan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.
Beliau adalah satu- satunya guru Bahasa Indonesia yang sangat ditunggu kehadirannya di kelas. Melihat pengalaman beliau yang sudah memiliki masa kerja yang cukup lama, tentunya beliau sangat paham bagaimana memahami siswa agar mereka menjadi tertarik dan paham akan materi yang disampaikan. Dalam hal ini pula dapat saya katakan bahawa strategi yang beliau terapkan cukup berhasil untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Dari situlah saya belajar agar kelak bias menjadi seorang guru yang selalu dinantikan kehadirannya oleh siswa karena keberhasilan mengajarnya yang luar biasa, yang dikenal kekhasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar