Musnahnya Kata ‘Keluh’ dalam
Pelajaran Bahasa Indonesia Di Tangan Bu Kus
Menyandang
status sebagai seorang siswa harusnya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi
kita karena bagaimanapun bisa bersekolah adalah suatu kenikmatan yang diberikan
oleh Tuhan atas kemurahan hatinya kepada kita, hamba-Nya. Tidak semua anak
berkesempatan untuk menikmati masa- masa sekolah. Untuk itu tidakkah semua itu
cukup untuk menjadikan kita menyukuri segala nikmat yang telah Tuhan berikan.
Apabila
orang pernah merasakan suasana bersekolah, dapat dipastikan suatu saat, ketika
dia tidak lagi bersekolah maka kerinduan untuk kembali menikmati masa- masa
bersekolah pun akan muncul. Kerinduan bermain dan berkumpul bersama
teman-teman, belajar bersama, menggoda adik kelas, membicarakan guru, dan
lainnya. Tentu hal-hal itu pernah Anda bahkan saya lakukan.
Berbicara
tentang guru, ketika saya menduduki bangku SMA ada seorang guru yang sampai
saat ini menjadi motivator bagi saya untuk terus belajar menjadi seorang guru
favorit yang selalu dinantikan kehadirannya dalam kelas. Memang saat ini saya
sedang menempuh pendidikan S-1 dalam bidang pendidikan. Terlebih lagi program
studi yang saya ambil adalah Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia dimana pelajaran tersebut tidak banyak diminati oleh
peserta didik. Banyak dari mereka yang menganggap remeh pelajaran Bahasa
Indonesia ini. Karena itulah, saya perlu banyak belajar tentang bagaimana dan
apa saja yang harus saya lakukan untuk mengubah pandangan tersebut agar peserta
didik bersemangat dalam belajar Bahasa Indonesia.
Namun,
di tangan seorang guru yang menjadi motivator saya ini, pelajaran bahasa
Indonesia terasa menyenangkan, tidak membosankan, dan tidak membuat ‘ngantuk’.
Namanya Ibu Sri Kusbiyanti, guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Lasem. Entah
jurus jitu yang seperti apa yang beliau gunakan! Hingga tidak pernah kami
mengeluh “halah. . . Bahasa Indonesia L”
Dalam
proses pembelajaran beliau selalu memberi ilustrasi yang sesuai dengan
kehidupan kami, para siswa. Memahami bahwa masa-masa kami saat itu adalah masa
transisi dari masa anak menuju masa remaja yang sedang mencari-cari jati
dirinya, materi ajar yang disampaikannya pun tidak jauh dari lingkup kehidupan
yang kita alami. Seperti, masalah percintaan yang selalu menjadi topik idola, masalah
musik- musik kekinian, dan lainnya.
Selain
itu, dalam menyampaikan materi beliau juga tidak selalu menggunakan metode
ceramah, beliau selalu memancing siswa untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan
yang berkaitan dengan materi. Nantinya dari hasil jawaban kami, siswa, itulah
yang kemudian akan disampaikan kembai olehnya dengan bahasa yang lebih praktis
dan bisa kami pahami.
Bu Kus
adalah guru yang sabar, meskipun telah berumur. Tetapi beliau mampu memahami
dan menyesuaikan diri terhadap kami sehingga proses belajar mengajar itu tidak
berjalan monoton dan membosankan. Dalam beberapa mata pelajaran beliau juga
menggunakan alat peraga yang unik, dimana dengan alat tersebut kami semakin
tertarik untuk memperhatikan. Tidak hanya itu, kami pun diminta untuk turut
berpartisipasi dalam mempergunakan alat peraga tersebut. Hal itu membuat kami
merasa senang. Kami seakan sekadar bermain dengan alat peraga tersebut, tetapi
pada dasarnya dengan alat peraga itu kami belajar. Tentu saja hal itu membuat
kami bisa memahami materi dengan baik.
Tak
jarang dalam mengapresiasi karya kami, beliau meminta kami untuk membacakan
hasil karya kami di depan teman-teman. Memberi masukan dengan santun dan
bijak. Tak jarang beliau pun turut membacakan sebuah karya dimana amanat dari
karya tersebut dapat memberi motivasi untuk kami. Berbeda dengan guru lain yang
mungkin hanya sekadar menjelaskan tanpa melibatkan siswa dalam proses belajar,
Ibu Kus ini sangat interaktif. Itulah yang memberikan nilai lebih dari beliau.
Metode yang digunakan pun menyesuaikan materi yang akan disampaikan,
menyesuaikan tujuan yang akan dicapai. Sehingga dalam beberapa materi/ pokok
bahasan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.
Beliau
adalah satu- satunya guru Bahasa Indonesia yang sangat ditunggu kehadirannya di
kelas. Melihat pengalaman beliau yang sudah memiliki masa kerja yang cukup
lama, tentunya beliau sangat paham bagaimana memahami siswa agar mereka menjadi
tertarik dan paham akan materi yang disampaikan. Dalam hal ini pula dapat saya
katakan bahawa strategi yang beliau terapkan cukup berhasil untuk menarik minat
siswa dalam mengikuti pelajaran. Dari situlah saya belajar agar kelak bias
menjadi seorang guru yang selalu dinantikan kehadirannya oleh siswa karena
keberhasilan mengajarnya yang luar biasa, yang dikenal kekhasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar